Surat Kabar, Majalah, dan Digital Literacy



            Surat kabar muncul sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johann Guternberg. Pada saat itu surat kabar memiliki harga yang relatif mahal sehingga pembacanya mayoritas berasal dari kaum elit dan politikus. Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi yang berkembang mengakibatkan proses percetakan yang semakin cepat. Perkembangan ini akhirnya membuat harga surat kabar menjadi relatif lebih murah dan dapat dinikmati oleh semua orang.

            Fungsi dari surat kabar yang paling utama tentunya fungsi informasi. Namun selain memberikan informasi, surat kabar juga memberikan hiburan bagi para pembacanya karena biasanya terdapat bagian komik dalam sebuah surat kabar. Selain memiliki fungsi, surat kabar juga memiliki karakteristik, sebagai berikut :

a.      Publisitas (penyebaran pada publik atau khalayak). Segala aktivitas manusia yang menyangkut kepentingan umum layak dipublikasikan.

b.      Periodesitas (ketertiban diterbitkannya surat kabar). Penerbitan surat kabar dapat dilakukan secara harian, mingguan, maupun dwi mingguan.

c.       Universalitas (kesemestaan isi). Surat kabar berisi berbagai informasi kegiatan dan masalah baik lokal, regional, maupun internasional.

d.      Aktualitas (sesuai dengan keadaan sebenarnya). Berita dalam surat kabar harus menarik minat dan sesuai fakta.

e.      Terdokumentasikan (dapat diarsipkan atau dijadikan kliping).

Hampir sama dengan surat kabar, majalah merupakan salah satu media cetak yang sudah memasuki dunia digital juga. Hanya saja majalah baru muncul di Indonesia pada tahun 1945 ketika Bangsa Indonesia merdeka. Fungsi utamanya pun hampir sama dengan surat kabar yaitu sebagai sumber informasi. Perbedaanya mungkin terletak pada penyajian gambar. Majalah menyajikan lebih banyak gambar daripada surat kabar.

Keduanya kini sudah mengalami perkembangan di dunia digital. Informasi yang disampaikan bahkan dapat lebih beragam karena adanya media digital. Salah satu contohnya Kompas.com atau Kompas e-paper. Melalui media digital, masyarakat lebih mudah mengakses berita atau informasi dimana pun dan kapan pun melalui alat elektronik seperti handphone, laptop, dsb. Namun, jika perolehan informasi melalui media digital ini tidak diikuti dengan kemampuan literasi digital yang baik maka akan menjadi tidak efektif. Dalam mengakses berbagai berita atau informasi yang disajikan oleh surat kabar maupun majalah melalui media digital, masyarakat tidak cukup memiliki kemampuan teknis saja. Artinya, masyarakat dituntut untuk meningkatkan kemampuan kognitif untuk berpikir secara kritis mengenai konten yang disajikan. Dengan kata lain, masyarakat jangan mudah percaya dengan informasi yang disajikan oleh satu sumber, terlebih informasi yang disajikan bukan hanya berita lokal tetapi juga internasional. Masyarakat harus tetap mencari kebenaran suatu informasi dengan membaca referensi dari sumber lain. Kemampuan masyarakat dalam mengevaluasi konten informasi ini nantinya akan berpengaruh juga terhadap penyebarluasan informasi. Akan lebih baik jika masyarakat tidak hanya mencari, mengevaluasi, dan menyebarluaskan informasi yang sudah ada,  tetapi juga ikut serta memperbaharui suatu informasi.

Referensi : Presentasi Kelompok kitaclickya.blogspot.co.id

Komentar

Postingan Populer